Survei membuktikan sekitar 30 persen balita Indonesia mengalami stunting (2019). Kondisi tersebut disebabkan banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi. Pencegahan stunting sangat penting untuk dilakukan, karena dampaknya sulit diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak.
Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya ditunjukkan dengan tubuh pendek, kondisi stunting juga berdampak buruk pada kesehatan anak.
Membahas tentang stunting, pada pertengahan Bulan Juli yang lalu, saya mengikuti webinar bertema Keluarga Sebagai Basis Pencegahan Stunting di Wonosobo. Acara tersebut menghadirkan pembicara dari pihak pemerintah daerah dan ahli tumbuh kembang anak.
Dari webinar tersebut, diketahui bahwa pemerintah Wonosobo membentuk tim penanganan stunting yang terdiri dari 38 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan instansi terkait untuk mengangani masalah stunting. Penanganan stunting di Wonosobo terbilang cukup bagus, sehingga bisa dijadikan contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Kisah Sukses Wonosobo Mencegah Stunting
- Penyusunan Peraturan Bupati Wonosobo tentang percepatan penurunan dan terintegrasi di Kabupaten Wonosobo.
- Pembentukan Tim Koordinasi dan Tim Kelompok Kerja Penaggulangan Stunting.
- Fasilitasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi 8 aksi pencegahan stunting
Program Penurunan dan Pencegahan Stunting di Kabupaten Wonosobo.
- Adanya dukungan konvergensi pencegahan stunting dari pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa.
- Upaya penanggulangan GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) sampai ke tingkat desa (Desa mandiri garam beriodium).
- Adanya dukungan lintas dan multi sektor termasuk pelibatan organisasi sosial/kemasyarakatan/keagamaan, organisasi profesi, PT dan dunia usaha.
- Pembentukan dan pengembangan kampung KB
- Peningkatan keanekaragaman dan keamanan pangan dengan cara memanfaatkan pekarangan untuk pemanfaatan pangan lokal, pengujian kualitas produk makanan, survey keamanan pangan di pasar, sekolah dan warung makanan.
- Pemenuhan gizi masyarakat terutama balita dan ibu hamil melalui pemberian pelatihan pengolahan bahan baku lokal bernilai gizi.
Penyebab Tingginya Angka Stunting
Masalah tingginya angka stunting di Indonesia disebabkan oleh banyak hal diantaranya :
Tingginya Angka Pernikahan Dini
- Adanya dugaan tingkat stress yang tinggi pada pasangan yang menikah di usia muda, karena ketidaksiapan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
- Rendah pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh anak.
- Rendah pengetahuan dan keterampilan dalam membuat gizi seimbang
Ibu Balita Tidak Tahu Kalau Anaknya Stunting
- Hasil pengukuran tidak disampaikan ke ibu balita saat dilakukan pengukuran di fasilitas kesehatan
- Ibu balita tidak bisa membaca dan tidak tahu manfaat KMS yang biasanya disediakan oleh tenaga kesehatan
Rendahnya Asupan Gizi Pada Balita dan Ibu Hamil
- Konsumsi sayuran dan buah-buahan terbatas. Padahal kedua jenis makanan tersebut merupakan sumber nutrisi yang bisa membantu tumbuh kembang anak.
- Cemilan anak-anak berupa makanan jajanan yang kurang sehat. Biasanya anak lebih memilih jajan di luar rumah ketika di rumah tidak tersedia cemilan. Memang sebaiknya di rumah menyediakan makanan ringan agar anak terbiasa ngemil di rumah. Apalagi biasanya cemilan yang dibuat di rumah akan lebih sehat.
- Penghasilan minim, rata-rata 1,5 juta dan hampir 80% digunakan untuk belanja pangan.
Infeksi Berulang atau Kronis
Asupan makanan berguna sebagai sumber energi bagi tubuh. Memiliki riwayat infeksi dari bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi berlebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan tubuh ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup dan makanan sehat maka anak akan mengalami kekurangan gizi dan mengakibatkan anak mengalami stunting.
Kondisi Sanitasi Buruk atau Jamban yang Tidak Sehat
- Desain septic tank tidak dilengkapi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan langsung diresapkan ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan kondisi lingkungan rumah menjadi tidak sehat.
- Proses penguraian tinja kurang sempurna. Proses penguraian yang tidak sempurna bisa merusak ketersediaan air bersih dan dapat menimbulkan bau yang bisa mengganggu kesehatan.
Dampak Stunting pada Kesehatan Anak
Pengaruh stunting bisa berdampak bagi anak dari kecil hingga dewasa. Stunting dalam jangka pendek dapat mengganggu perkembangan otak, metabolisme tubuh dan perubahan fisik. Sekilas proporsi tubuh anak kelihatan normal, tetapi kenyataannya ia lebih pendek dari anak-anak seusianya.
Tidak hanya berdampak di masa kecil anak, stunting juga dapat menyebabkan berbagai masalah di antaranya:
- Prestasi belajar anak tidak maksimal karena kecerdasan anak di bawah rata-rata.
- Anak mudah sakit karena sistem imunnya kurang baik
- Anak stunting lebih tinggi beresiko menderita penyakit seperti diabetes penyakit jantung, stroke dan kanker.
Kualitas anak mengacu pada tumbuh kembang optimal secara holistik yaitu sehat, cerdas, karakter mulia, mandiri dan kreatif.
Pola asuh dan status gizi sangat berpengaruh oleh pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya.
Hambatan Sosialisasi Pencegahan Stunting
- Masih ada anggapan pada sebagian kader kesehatan bahwa stunting merupakan suatu hal yang memalukan, sehingga kader posyandu enggan untuk menyampaikan status anak yang terindikasi stunting kepada orang tuanya.
- Banyaknya program penanganan stunting yang masuk ke desa dari pemerintah maupun swasta, tetapi belum bisa diintegrasikan secara optimal.
- Masih banyak anggapan masyarakat mengenai pembangunan sarana prasarana sanitasi merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga enggan membangun secara swadaya.
- Belum ada sistem pemantauan anak stunting yang efektif untuk bisa diakses oleh keluarga stunting.
Peran Keluarga Mencegah Stunting
Faktor keluarga memegang peran penting dalam kejadian stunting. Apa saja peran keluarga dalam mencegah kejadian stunting?
- Menyiapkan makanan bergizi
- Stimulasi deteksi asah asih asuh
- Memantau tumbuh kembang anak
- Menyiapkan anak remaja
- Memeriksakan, memantau, mendampingi kehamilan
- Bersalin di fasilitas kesehatan
- Memberikan ASI ekslusif
Perubahan Perilaku Makan Pada Anak
Sering kali kita melihat perubahan perilaku makan anak dari yang senang makan menjadi kurang begitu bersemangat ketika makan. Perubahan perilaku makan tersebut bisa mengakibatkan anak mengalami gizi kurang/buruk.
Perubahan perilaku makan anak tentu aja dipengaruhi oleh banyak faktor. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku makan anak?
- Anak menolak makan untuk mencari perhatian.
- Anak memerlukan dampingan atau perhatian.
- Perhatikan struktur mulut, rahang, dan gigi anak.
- Perhatikan mood anak ketika hendak diberi makan. Ketika anak menangis, bukanlah saat yang tepat untuk memberi dia makan.
Lalu bagaimana sikap orang tua dalam mengatasi perubahan perilaku kebiasaan makan anak?
- Komunikasi. Ciptakan komunikasi yang baik bersama anak. Berikan dorongan dengan bahasa positif. Hindari berkomunikasi dengan cara membentak, mata yang membelalak atau disertai paksaan dan cubitan.
- Informasi. Beri pengertian pada anak untuk mengenal asyiknya makan. Gunakan kelembutan dan rasa kasih sayang saat memberitahu tentang makanan dan fungsinya. Setop menggunakan kekerasan saat memberi informasi!
- Edukasi. Berikan bukti pada anak tentang makan sehat dan hubungannya dengan kesehatan. Orang tua harus bisa memberikan contoh dan teladan bahwa makan bergizi itu menyehatkan.
42 Comments
Banyak banget ya, 30 persen. Semoga kesadaran masyarakat terus meningkat soal pemenuhan gizi anak ini.
ReplyDeleteMemang benar pernikahan terlalu dini bisa jadi salah satu penyebabnya, karena sang ibu kurang terampil mengasuh anak serta kurang pengetahuannya tentang gizi yang harus didapatkan oleh anak saat dalam kandungan atau saat masih bayi,
ReplyDeleteMemang kita semua perlu bahu membahu untuk mengatasi masalah stunting ini. Butuh perasn serta semua pihak. Semoga segala faktor seperti, fasilitas kesehatan, rantai pasokan makanan yang terganggu dan berkurangnya/hilangnya pendapatan keluarga karena pandemi Covid-19 bisa segera diatasi sehingga ga berdampak pada gizi buruk anak yang bikin mereka stunting nantinya
ReplyDeleteSetuju sih, keluarga adalah tiang utama utk memutus rantai stunting. Yg penting kita sbg orgtua tahu dulu sadar dulu peran gizi seimbang utk anak. Krn stunting bisa berefek pada jangka panjang ya.
ReplyDeletesaya ini agak takut sama stunting, karena anak saya termasuk yang sulit naik BBnya. Tapi sekarang lagi berusaha kasih menu gizi seimbang
ReplyDeleteYAng terpenting banget ya Teh, menjaga nutrisi dengan gizi seimbang keluarga dengan isi piringku . Kasihan banget soalnya daerah2 yang memang masih kekuranga wawasan tengtang cara mengatasi stunting ini, semoga edukasinya sampe kemana mana, biar semua nak anak di Indonesia bebas stunting.
ReplyDeleteStunting ini PR banget bagi orang tua, perlu diawasi banget kebutuhan gizi di 1000 hari pertama supaya anak bisa tumbuh secara optimal sih ya
ReplyDeleteLoh loh, mbak nurul ini orang mana toh?
ReplyDeleteAdek iparku wonosobo loh mbak 😀
Masalah stunting memang menjadi pe-er banget yang harus dituntaskan. Kalo ga tuntas, gimana nasib generasi kita selanjutnya. Karena itu peran serta keluarga dan masyarakat sangat penting .
ReplyDeletekeluarga memang garda terdepan untuk mencegah stunting ya mbak
ReplyDeletedimulai dgn pemberian gizi utama di 1000 hari pertama kehidupan anak
mulai dari imd, asi eksklusif, mpasi hingga menyusui sampai usia 2 th
pemenuhan gizi keluarga dgn isi piring yg lengkap bisa menjadi langkah konkrit dalam pencegahan stunting ya mbak
ReplyDeletedan memang semuanya dimulai dari keluarga
Miris banget memang Mbak, masalah stunting belum dianggap sebagai problem serius di beberapa daerah. Kesadaran warga belum sebesar masalah kesehatan lainnya. Padahal stunting bisa bikin malnutrisi dan bahkan kematian. Harus digalkkan asupan ASI dan penyadaran dari unit terkecil seperti keluarga.
ReplyDeleteStunting memang jadi "momok" dalam tumbuh kembang anak ya.
ReplyDeleteBeruntung sekali, banyak edukasi seputar cegah stunting di jaman now.
Sekarang, kembali pd Bunda dan Ayah, yuk sama2 kita cegah stunting!
Penting banget nih untuk pengetahuan calon orang tua/ibu muda. Karena ini sangat berpengaruh untuk tumbuh kembang pertumbuhan anak. Sosialisasi dan terus belajar penting bagi keluarga.
ReplyDeleteStunting ini emang lagi jadi isu penting kesehatan anak. Semoga dengan edukasi seperti ini dan program-program daerah, makin banyak ibu yang awas dan sadar mencegah stunting. Biar anak-anak Indonesia bisaa tumbuh tinggi dan sehaat.
ReplyDeleteKunci untuk mengeliminasi stunting ini adalah edukasi ya Mbak. Kalau saya baca penyebabnya di atas, gak ada lain lagi deh, keluarga harus mampu mendidik diri sendiri terlebih dahulu baru kemudian ke pemerintah
ReplyDeleteCukup mengkhawatirkan jika generasi muda mengalami stunting ya. Semoga kesadaran akan pentingnya gizi bagi anak2 bisa terus tertanam pada ibu & ayah terutama pasangan yg mau menikah
ReplyDeleteBanyak sekali aspek yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting ya. Mulai dari menghindari pernikahan dini, bagaimana meningkatkan pendapatan, sampai ke urusan sanitasi.
ReplyDeleteTermyata stunting ini PR besar bagi seluruh warga masyarakat.
Pemenuhan gizi pada anak memang harus selalu diperhatikan semenjak dini, terutama 1000 HPK ya, agar kedepannya dapat lebih baik dan mewujudkan target generasi emas 2045 aamiin
ReplyDeleteMembaca tentang kenyataan ini koq saya sedih ya. Masih banyak yang belum teredukasi ternyata. Mesti memberi effort lebih untuk bisa menyebarkan informasi seperti ini memang.
ReplyDeleteSosialisasi tentang stunting ini harus selalu kita berikan deh mba. Jangan sampe dialami anak. Pencegahan kan lebih baik ya
ReplyDeletePeran keluarga ini sangat penting banget ya, apalagi dukungan dari keluarga dekat terutama masalah mendukung untuk mengASIhi...
ReplyDeleteAwalnya saya tidak tahu masalah stunting ini. Pertama kali yang saya tahu waktu debat capres lalu. Dari situ saya sadar, ternyata permasalahan ini sudah pelik ya. Banyak anak Indonesia yang stunting. Bukan saja karena keadaan ekonomi tapi juga kesadaran dari orang tuanya. Jadi penting banget ini memang untuk mengetahui tentang stunting
ReplyDeleteAdanya dukungan konvergensi pencegahan stunting dari pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa di Wonosobo ternyata OK ya kak.
ReplyDeletesalah satu penyebab stunting did aerahku menurut sepupu yang menjadi SKPD adalah orang tua baik ibu maupun ayah si bayi adalah perokok.
ReplyDeleteAku setuju banget bahwa pandemi ini bisa jadi salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi anak. Saat pendapatan menukik tajam, otomatis makanan sehat pun jadi terabaikan. Lagi-lagi, ini perlu kerja sama berbagai pihak.
ReplyDeletestunting tuh emang ngga boleh disepelekan ya mbaaa.. mesti bener bener dicegah dan harus pertama kali diperhatikan oleh orangtua dan keluarga yaaa
ReplyDeletecalon ibu dan ibu Mesti terus menggali pengetahuan tentang stunting ini ya supaya melahirkan generasi yang cerdas sehat dan kuat
ReplyDeleteAku juga ngeri teh ama stunting ini. Makanya suka deg-degan ikh ama tinggi erysha. Secara tingginya itu suka kurang ama anak kebanyakan. Kadanga aku mikir ini anak stunting atau efek turunan dari ayah dan bundanya yang juga pendek ya hahaha 😂. Serem kan ya kalau stunting. Makanya aku berusha kasih makan erysha dengan makanan gizi seimbang
ReplyDeleteStunting ini mengerikan banget loh, karena efeknya sangat jangka panjang, makanya sejak di dalam kandungan harus diperhatikan nutrisinya bahkan hingga ia dilahirkan dan usianya beranjak 3 atau 4 tahun.
ReplyDeleteIya, keluarga memang berperan penting mencegah stunting ya jadi orang tua perlu diedukasi agar memberi anak makanan bergizi dan tidak mesti mahal, pangan lokal yang ada di daerah kita saja..
ReplyDeleteIya mba, yang paling sedih itu kadang lihat anak stunting justru dari keluarga dengan ekonomi baik, Sedih deh Biasaya ortu ga aware soal kecukupan gizi, dan ga aware sama tumbuh kembang anaknya jadinya ga nyadar.. Padahal kalau kedeteksi dari awal bisa ditangani lebih cepat. Apapun itu semoga anak2 indonesia bisa terbebas dari stunting ya
ReplyDeleteSuka banget sama programnya Danone.
ReplyDeleteSemua sangat bermanfaat terutama bagi yang menjadi orangtua. Harus banget memperhatikan asupan makanan sang buah hati karena berpengaruh untuk masa depannya.
stunting emang perlu diwaspadai banget ya mak bener bener gaboleh disepelekan yaaa.. dan kita sebahai orangtua juga mesti ngerti tentang stunting ini yaaa
ReplyDeleteStunting ini di Indonesia tuh masih menjadi PR ya menurutku karena memang minim edukasi ke beberapa daerah terpencil. Setuju banget peran keluarga sangat penting untuk mengatasi stunting.
ReplyDeleteitulah pentingnya supan gizi pada ibu hamil ya sehingga babynya lahir dan tumbuh kembang dengan baik, tidak stunting.
ReplyDeleteIndonesia negara kaya tapi sayangnya angka stuntingnya tinggi, jd kyknya emang ada myang janggal ya mbak :(
ReplyDeleteMemang edukasi ttg gizi kudu sering dilakukan di mana2 dan berulang2 ya mbak, khususnya langsung menyentuh keluarga/ bagian dr masyarakat terkecil
Ternyata ketidakmampuan pasangan muda dalam mengatasi permasalahannya, ketika memiliki anak, mereka pun jadi kurang punya pedoman terhadap ketercukupan gizi untuk anak-anaknya ya. Perlu banget diperhatikan ini.
ReplyDeleteAku tuh takut mba karena anakku yang pertama bbnya susah naik sampe konsul ke dokter minum ini itu makanan ina inu tp bbnya stuck huhuhu ternyata krn dulunya pny riwayat sakit paru jd ngaruh ke bb
ReplyDeleteStunting masih banyak kita temui di Masyarakat. Emang sih kesadaran orang tua itu yg paling utama. Semoga anak2 Indonesia lebih baik dan yg mengalami stunting semakin berkurang.
ReplyDeleteBeneran harus siap ya jadi orangtua itu. Begitu banyak hal yang sebaiknya dipersiapkan sejak awal pernikahan agar tidak ada dampak buruk nantinya. Membaca ini menimbulkan insight bahwa pengetahuan orang tua harus memadai agar anaknya tak stunting. Itu baru 1 hal, belum hal lain. 😅
ReplyDeletePeran stunting itu memang bukan ibu saja ya, tapi seluruh keluarga. Jadi ilmu2 parenting memang seharusnya dipekari bersama2
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^