Namun menjelang jam 7 malam, tamu yang kami nantikan tidak juga menampakkan batang hidungnya. Sesaat kemudian, Yogi memberi kabar jika dia baru menempuh setengah perjalanan. Ternyata dia terjebak macet hingga mencapai belasan kilometer dalam perjalanan ke rumah kami. Sambil terus menunggu, anak-anak saya sudah mulai gelisah, menanti kedatangan tamu yang sebelumnya belum pernah mereka temui.
Saat itu jam di dinding ruang tengah menunjukkan pukul 10 malam, ketika telepon suami saya berdering. Ternyata, keluarga kecil itu telah tiba di kota kami. Dan mereka sudah berada di sekitar alun-alun kota kami. Karena Yogi dan keluarganya tidak tahu kediaman kami, maka suami saya pun bersiap untuk menjemput mereka. Eh, anak-anak tidak mau ketinggalan, ingin menjemput kedatangan kawan lama orangtuanya, meskipun mata mereka sudah terlihat sayu karena menahan kantuk.
Loh, kenapa ada dua motor? Dengan agak heran saya mengintip mereka dari jendela kamar. Bukankah Yogi datang dari luar kota, dengan menggunakan mobil? Memang suami dan anak-anak, menjemput mereka menggunakan motor. Tapi, motor satu lagi, milik siapa?
“Apa dia selalu begini?” Tanya suami saya kepada lelaki yang belum saya kenal itu. Lelaki muda yang ternyata suami dari wanita itu, mengiyakan. Istrinya kerap pingsan bila melihat sesuatu. “Ada yang dilihat oleh dia, sepertinya makhluk itu menakuti istri saya,” jawab lelaki itu dengan tenang. Begitu tenang, tapi bagi saya tetap membingungkan.
Credit : Pixabay |
Namun wanita di sampingnya, menggeleng keras-keras.
“ Apa sih, saya gak mau pulang! Itu.. dia masih ada di depan pagar! Tuh..tuh..! Dia ngeliatin saya terus. Iih..pergi! Sana..pergi..!” seru wanita itu sambil menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah pintu gerbang rumah kami. Secara reflek saya melihat ke arah pintu. Dan tidak ada siapa-siapa di sana.
Lelaki
itu berusaha menenangkan istrinya. Suasana yang sama sekali tidak saya harapkan,
terjadi begitu cepat di hadapan saya. Bayangan serunya bertemu teman lama seketika langsung buyar
Setelah kami semua
sempat terbengong-bengong, Yogi pun berusaha mencairkan suasana dengan memperkenalkan anak dan istrinya. Saya
sadar, sejak tadi tidak menyambut kedatangan keluarga Yogi. Malunya saya, karena perhatian kami
semua tertuju pada wanita itu.
Saya
mencoba untuk beramah tamah dengan keluarga Yogi untuk ikut serta mencairkan
suasana yang telah terlanjur menegangkan. Kawan kami, memperkenalkan dua orang anaknya. Yang perempuan,
umurnya sekitar 4-5 tahun. Sedangkan
yang kecil, berjenis kelamin laki-laki,
kurang lebih berumur 2 tahun.
“Dia tadi ngeliatin dirinya ke anak itu, kayaknya kaget deh.. Saya kira, dia gak akan mau turun, dia takut!” jelas wanita itu dengan tegas.
Setelah mendengar perkataannya, perlahan-lahan menimbulkan rasa tidak suka saya. Karena dia terus membicarakan hal-hal yang sebenarnya membuat kami semua takut.
Tak lama kemudian, anak perempuan Yogi pun telah berhasil ditenangkan. Akhirnya, kami pun bisa mengobrol dengan lebih santai. Saya, istri Yogi beserta anak-anak dan tamu indigo yang misterius itu, memilih duduk bercerita di ruang tengah. Sedangkan para lelaki dewasa bercengkerama di teras depan, sambil menikmati udara malam.
Beberapa detik berlalu, dia siuman. Seperti tadi, dia mulai berceloteh. Menunjuk-nunjuk ke arah pintu gerbang.
“ Dia gak mau saya ada di sini, dia mau saya pergi. Ayuk pulang, Kang. Manehna nitah pergi. (dianya menyuruh pergi).” Kata wanita itu sembari menunduk. Enggan menatap ke arah pintu gerbang. Setelah berunding beberapa saat, suami istri itu pun akhirnya pergi.
Yogi juga menambahkan cerita suami saya, kata teman lelakinya tadi, istrinya itu pernah jatuh pingsan ketika sedang di bonceng oleh suaminya. Iya, dia terjatuh dari motor. Untung saja dia tidak apa-apa, karena tidak ada mobil yang lewat. Dan kata lelaki itu juga, suasana jalan sepi karena sudah larut malam saat kejadian.
Yogi berulang kali minta maaf pada keluarga kami, karena ternyata awal pertemuan kami, berlangsung begitu menegangkan. Saya tidak menyalahkannya, karena semua itu di luar kuasa kami semua.
Tidak terasa, hari pun sudah semakin larut malam, saya persilahkan Yogi dan keluarganya untuk berangkat tidur. Agar kami bisa meneruskan obrolan yang lebih seru lagi esok hari.
Catatan : Tulisan ini dibuat untuk menanggapi tulisan Mak Rani R. Tyas yang berjudul "Bila Memiliki Anak dengan Kemampuan Supranatural."
Artikel Lainnya :
Misteri Gunung Puntang
Saksi Bisu Erupsi Gunung Merapi
Memacu Adrenalin di Lava Tour Merapi
69 Comments
Waduh ngeriiiii ah kalau bisa melihat makhluk2 halus seperti itu ya.
ReplyDeleteYa Mbak, saya lebih baik gak bisa melihatnya hihihi
DeleteWah baca ceritanya buat saya juga jadi merinding hehehe...
ReplyDeleteBisa masuk tv itu. Presenter dunia lain mungkin :)
Jadi presenter sekaligus pemerannya ya mbak...
DeleteSerem ya, mb. Aku sering dicolek juga sama makhluk halus. Dicolek aja sih, nggak liat wujudnya. Katanya kalo aku emosi nggak boleh berlebihan. Khawatirnya langsung gampang kena gituan lagi.
ReplyDeleteDicolek, Mbak?? Iih serem juga ya...
DeleteBacanya, aku ikut deg-degan Mbak. Bukannya apa-apa sih, takutnya kalau jatuh dari motor, apalagi pingsan kondisinya, bahaya ya :(
ReplyDeleteIya aku juga mikirnya gitu mba Win, gk kebayang ya... suaminya sabar dan pengertian banget pastinya.
DeleteIya, kayaknya kalau kemana-mana, badannya perlu diiket, supaya gak jatuh ya...
DeleteTerbayang bagaimana suasana menenangkannya itu 😱😱
ReplyDeleteBener Kak, tegang sekali
DeleteSy dulu kecil di Kampung jg pernah lihat hal-hal astral gitu, cuma pas gede ilang-ilang sendiri tuh :-)
ReplyDeleteKayak keponakan saya, Mas, sudah besar, kemampuannya juga hilang sendiri.
Deleteperlu di ruqyah... katanya gitu sih....
ReplyDeleteNah...iya, kayaknya perlu di ruqyah ya...
DeleteBisa merasakan perasaan si wanita, itu ga mudah memang.kasian sekali ya, diluar kehendaknya.sebenarnya bisa stutup.indera ke enamnya ke org pintar, sebab membahayakan juga klo tiba2 jatuh pingsan di mana saja
ReplyDeleteSaran dari kami juga gitu, Mbak. Lebih baik ditutup aja, daripada membahayakan.
DeleteWah, kasian memang kalo orang indigonya ga kuat melihat makhluk2 astral itu. Tapi kalo orangnya berani, asyik juga lho! Hehe.
ReplyDeleteKalau Mbak Alaika mah, berani ya...
DeletePernah baca ceritanya tentang ini...
Teteeh..bw tengah nalem dengan cerita kaya begini, mendadak bulu kudukku berdiri niiy.
ReplyDeleteTapi seru juga sih, abis penasaran dari awal baca. Sungguh menegangkan kaya nonton pelem
Hihihi...nonton pelem horor ya, Teh Nchie...
Deletehuaa ikutan tegang bacanya teh
ReplyDeleteAslinya tegang pisan, Inna...
DeleteWaaaah serem juga ya mba..merinding..
ReplyDeleteYa Mbak...serem deh...
DeleteDulu juga punya 2 teman yang bisa lihat gitu. Yang 1 tiap lihat pasti bikin riweuh semua orang. Yang 1 kalem aja.
ReplyDeleteNah itu...Yang bikin riweuh itu, mengganggu juga ya...
DeleteMbak nuruuul...
ReplyDeleteSaya baru sempat mampir dan langsung penasaran sama judul artikelnya.
Sambil baca deg- degan ini hahaaa...
Maaf ya baru online lagi nih :D
Aiih...Alma, kemana aja...sibuk offline ya...
Deleteih serem ,a ku mah gak mau punya indra spt itu
ReplyDeleteSaya juga gak mau Mbak :)
Deletehihi berasa nonton sinetron horor mbaa.
ReplyDeletesampe pingsan2 gitu yaa...pdhal sering lihat kan yaa. apalagi orang biasa yaak...
*merinding*
Iya, saya juga agak heran, padahal dia udah sering liat ya...
DeleteMungkin yang dia lihat berbeda dari yang biasanya ya..
Ya Allah, mesti dirukyah ya si ibu, mak..
ReplyDeleteSepertinya begitu Mak...
DeleteYa Allah, semoga kita selalu ingat Allah dan dilindungi Allah SWT.
ReplyDeleteAamiin...
DeleteSeperti yang dialami saudara saya yang juga indigo, katanya sudah biasa melihat yang begituan, hiiiiiii banget nggak seh
ReplyDeleteIya Mas...hiii bangeet...
Deletecape banget cewek itu berkali-kali pingsan ya mbak :(
ReplyDeleteSaya yang liatnya aja, capek Mbak :(
Deleteihhhhh...seremm jugaa yahh mbaa...hehhe
ReplyDeletesering banget ngeliat makhluk kaya gitu...
Kayaknya dia sering ngeliat, tapi kadang nggak siap, jadi suka pingsan.
DeleteMerinding bacanya....
ReplyDeleteAku bersyukur ga bisa liat mahluk halus. Ga kebayang bisa-bisa sebentar-bentar ketakutan sendiri. Kebetulan aku punya temen yang begitu. Dia sih ga pernah mau cerita kalo liat sesuatu, tapi dari cara dia tiba-tiba diem dan kasih muka ketakutan, mau ga mau kan jadi tahu kalo ada sesuatu.
Saya juga bersyukur gak bisa ngeliat, ngeri ngebayanginnya.
DeleteSuka penasaran deh sama yg ngga takut. Sama yg indigo dan biasa2 aja.
ReplyDeleteIya Mbak, mereka bisa gak takut dan menganggap biasa-biasa aja, karena memang sering melihat, mungkin ya...
DeleteNgeri banget ya, khawatir klo pingsan di jalan itu sih. Ada kenalan yang suka gtu juga sih. Sebaiknya diruqyah mbak.
ReplyDeleteBetul Mbak, kayaknya perlu di ruqyah, daripada membahayakan ya..
DeleteAh syukur sih indera ke enam saya udah dihapus.. yang kata orang ga akan bisa.. bisa ko dihilangkan, dengan bantuan seorang ahli tentunya.
ReplyDeleteLelah lho kalau sering meliaht mahkluk astral itu.. badan bs lemes. Tpi sebenernya bisa hiraukan, belajar fokus sm keadaan sekitar itu saja ;)
Waah..ternyata Teh Yuli pernah bisa liat juga, ya...
DeleteDuuuh..kalo sampe badan lemes gitu, memang kayaknya perlu diilangin ya..
Pernah di ceritain sama salah seorang sahabat mengenai teman "dunia lain"nya.
ReplyDeleteYang ada, karena (alhamdulillah) gak bisa lihat, jadi antara percaya dan ga percaya.
Semoga gak pernah dilihatin.
Cukup membaca dan mendengar orang yang diberi kepercayaan "bisa" melihat dan merasakannya saja.
^^
Saya juga selalu berdoa, semoga gak pernah dilihatin...gak mauu..ngerii :)
DeleteNgeriii.. alhamdulillah Raya or suami ngga punya kekuatan super kayak gini :D ada beberapa anak temen yg punya kemampuan ini, akhirnya minta ditutup karena ngga kuat ngeliat hal2 yg ngeri...
ReplyDeleteYa Mbak, keponakan saya juga ditutup, karena nakutin orang-orang sekitarnya, terutama ibunya :)
DeleteHii.. ngeri ya mbak.. Istri saya kadang bisa lihat.. untungnya nggak sampai pingsan.. cuma gelisahnya itu..
ReplyDeleteYang di deketnya jadi ikutan gelisah, ya?
DeleteSubhanallah. Kehidupan astral itu memang ada ya dan boleh jadi sangat dekat dg kita. Teman2 yang indigo bisa beruntung/sial bisa melihat penampakan mereka.
ReplyDeleteSaya beruntung tidak bisa melihat, Mbak :)
DeleteAih... ini kisah nyata di rumah mbak. Terus gimana kelanjutan penampakannya? Pasti rasanya sedep sedep mantep setiap melihat ke gerbang yak
ReplyDeleteIya Mas Don, kisah nyata. Jadi gak berani keluar malem sendirian hihihi...
Deleteuntungnya hanya tamu itu yang bisa lihat, yang lain gak bisa :)
Indigo itu harus diarahkan orang Yang lebih mengerti, Biar tidak terjadi hal2 seperti itu dan bisa bermanfaat, kata guru ngaji suami.
ReplyDeleteAnak tetangga saya ada, tapi anaknya ga takut malah dilempar batu. Ga taunya yang dilempar kaca orang :)
Duuh, jadi salah sasaran ya, Mbak :)
DeletePernah punya teman yg bs liat. Eh malah agak nakut2 tin dianya. Kalau punya kemampuan gitu, mgkn ngeri jg ya
ReplyDeleteWaah..temennya malah nakut2in ya...
DeleteAah.... serem amat ya.. berarti mahkluk gaibnya ngikutin sampai rmh mbak ya
ReplyDeleteBukan ngikutin Mbak, katanya memang ada di sekitar rumah saya :(
DeleteCeritanya serem ya mbk. Saya no coment deh. Takut. Hiiii
ReplyDeleteWah sama kayak teman saya mb. . mudah sekali melihat begituan. . sampe capek kami mengurusnya kalau pingsan. .
ReplyDeleteAduh untung aku baca ginian nggak tengah malam yak hahahaha
-hellofika-
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^