Pekerjaan yang paling asyik itu, hobi yang dibayar. Sepakat dengan pernyataan itu? Bagi saya sendiri, memulai bisnis dari hobi bisa dikatakan gampang-gampang susah. Namun asyiknya saat menjalankan bisnis membuat kita terpacu untuk menyempurnakan segala kekurangan. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa melakukan hal yang kita sukai sekaligus mendapat penghasilan dari aktivitas tersebut, bukan?
Lalu, hobi seperti apa sih yang bisa dijadikan usaha? Menurut pendapat ahli, hobi yang bisa diseriusi menjadi bisnis, memiliki dua syarat. Pertama, kita benar-benar senang mengerjakannya tanpa disuruh, apalagi dibayar. Kita dengan senang hati melakukannya. Kedua, hobi tersebut bisa dijual. Sebenarnya semua hobi bisa dijual. Apa saja yang menjadi hobi kita, pastilah bisa dijual.
Saat ini saya sedang dalam tahap meraba-raba, kira-kira bisnis apa yang cocok dengan hobi saya. Sebenarnya sudah ada gambaran kasarnya, sih. Namun masih bingung, bagaimana cara memulainya ya?
Alhamdulillah saya bisa mendapatkan pencerahan tentang bagaimana memulai sebuah usaha dari hobi kita di Talkshow START-UP-SMART: Financial Tips for Turning Hobby Into a Business. Acara yang diadakan di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters pada Hari Sabtu 7 Desember 2019 lalu menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Saya bisa mendapatkan cerita dari Mohammad Takdis seorang pengusaha muda mengenai pengalamannya membangun sebuah bisnis. Sebagai pemuda yang senang melakukan perjalanan wisata, Kak Adis melalui lika-liku dalam membangun bisnisnya. Setelah sebelumnya merasakan bangkrut dari bisnis kuliner, kini owner Whatravel Indonesia tersebut sudah bisa menikmati hasil dari bisnis dari hobi jalan-jalannya. Bisnis di bidang travel yang menyediakan 87 trip ke seluruh dunia.
Siapa yang tidak ingin seperti Adis, masih muda tetapi sudah memiliki banyak aset? Di usia yang masih muda dia sudah memiliki sebuah rumah tanpa melalui KPR, loh! Depositonya pun sudah bejibun! Belum lagi investasinya di aset lain. Wah ... salut, deh! Usia 29 tahun sudah bisa memiliki tabungan banyak untuk masa tuanya.
Penasaran, dong, bagaimana semuda itu sudah bisa berhasil membangun bisnisnya? Apa rahasianya? Strategi bisnis yang bagus atau pengaturan keuangan yang akurat?
Tidak menunggu lama, akhirnya saya bisa memperoleh gambaran di balik kesuksesan seorang Takdis. Perencanaan keuangan yang akurat. Semua dijelaskan secara gamblang oleh Dipa Andika, financial planner sekaligus pengusaha entertainment di Hahaha Corp. Badan usaha yang menanungi komika-komika tenar di Indonesia.
Dalam kenyataannya 9 dari 10 orang rata-rata mengeluarkan lebih dari Rp. 900.000 rupiah dalam sebulan untuk latte factors, loh! Duuh, serasa disentil saat Kak Dipa menampilkan fakta tentang ini. Bagaimana tidak, ternyata masih ada kebiasaan saya melakukan latte factors yang bisa membuat tabungan tidak bertambah-tambah.
Jika tabungan saja tidak ada atau tidak bertambah, bagaimana mau mewujudkan mimpi? Bagaimana mau seperti Takdis yang bisa sukses di usia yang masih muda?
Penghasilan yang kita dapatkan bisa dibagi-bagi menjadi beberapa pos pengeluaran seperti bagan di bawah ini. Untuk yang masih memiliki hutang, bagan berwarna merah bisa dijadikan acuan untuk membagi pendapatan. Sedangkan di bagan berwarna hijau, contoh pembagian pos untuk mereka yang tidak memiliki hutang dan ingin mempunyai investasi.
Berbicara tentang investasi, Kak Dipa dan Kak Adis sebagai narasumber juga mengingatkan pada peserta yang hadir, mengenai pentingnya investasi. Kita harus berpikir "NANTI GIMANA" bukan hanya santai dan berpikir "GIMANA NANTI". Cateet!
Masa depan kita kelak, mau pensiun umur berapa, ingin melakukan perjalanan ke mana saja, persiapan dana pendidikan anak, semua harus dipikirkan dari sekarang. Berinvestasi merupakan salah satu persiapan untuk menghadapi semua itu.
Setiap orang tentunya memiliki tujuan berinvestasi masing-masing. Ada yang berinvestasi dengan tujuan merencanakan dana pensiun, menyimpan dana sekolah anak, sebagai aset atau untuk memenuhi biaya untuk berlibur. Apapun tujuannya, pilihlah investasi yang terbaik dan dikuasai oleh kita.
Mengelola keuangan dengan baik, memiliki investasi dan mengurangi latte factors merupakan hal penting yang harus saya ingat untuk bisa memujudkan semua impian. Saya bisa merasakan banyak manfaat dari acara edukasi keuangan yang dikenalkan oleh Home Credit Indonesia. Kami yang hadir jadi lebih paham bagaimana bisa mewujudkan Financial Goals dan menghadapi rintangan dalam meraih tujuan hidup kita.
Oh ya, saya akan menyinggung sedikit tentang Home Credit Indonesia yang mengusung program edukasi keuangan ini. Home Credit Indonesia adalah start up berbasis teknologi yang menyediakan pembiayaan semua keperluan rumah kita. Di toko offline atau online-nya, kita bisa menemukan aneka macam produk elektronik, alat rumah tangga hingga furniture. Semua bisa didapatkan dari pembiayaan multiguna yang disediakan oleh Home Credit Indonesia. Selain itu, kita juga bisa menikmati varian produk seperti biaya pendidikan hingga dana liburan.
Tidak sulit untuk mengakses Home Credit Indonesia, kok! Kita bisa langsung menggunggah aplikasinya kemudian melakukan pendaftaran yang semuanya tanpa dipungut biaya sedikitpun. Alias gratis!
Keseluruhan acara yang dipandu oleh Kak Uchiet alias Ucita Pohan kemarin memberikan banyak wawasan dan pengalaman bagi saya pribadi. Tidak ada kata mustahil untuk mencapai mimpi besar. Salah satunya mimpi mewujudkan hobi kita menjadi ladang penghasilan. Berkat acara Funancial Talkshow kemarin pemikiran saya bisa lebih terbuka. Hal apa yang harus dilakukan dan kebiasaan jelek apa saja yang harus ditinggalkan.
Semoga acara seperti ini, bisa terus diselenggarakan. Agar semakin banyak masyarakat yang peduli dengan keuangan dan tentu saja bisa memotivasi generasi muda untuk terus berkarya dan mempersiapkan masa depannya dengan baik.
Nah ... bagi teman-teman yang mau juga ikut seru-seruan di acara #Funancial #YangKamuMau yang diadakan oleh Home Credit Indonesia, jangan lupa hadir di acara serupa di Surabaya nanti ya ...
Acaranya gratis, kok! Yuk, belajar literasi keuangan!
Salam takzim
Saat ini saya sedang dalam tahap meraba-raba, kira-kira bisnis apa yang cocok dengan hobi saya. Sebenarnya sudah ada gambaran kasarnya, sih. Namun masih bingung, bagaimana cara memulainya ya?
Alhamdulillah saya bisa mendapatkan pencerahan tentang bagaimana memulai sebuah usaha dari hobi kita di Talkshow START-UP-SMART: Financial Tips for Turning Hobby Into a Business. Acara yang diadakan di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters pada Hari Sabtu 7 Desember 2019 lalu menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Saya bisa mendapatkan cerita dari Mohammad Takdis seorang pengusaha muda mengenai pengalamannya membangun sebuah bisnis. Sebagai pemuda yang senang melakukan perjalanan wisata, Kak Adis melalui lika-liku dalam membangun bisnisnya. Setelah sebelumnya merasakan bangkrut dari bisnis kuliner, kini owner Whatravel Indonesia tersebut sudah bisa menikmati hasil dari bisnis dari hobi jalan-jalannya. Bisnis di bidang travel yang menyediakan 87 trip ke seluruh dunia.
Siapa yang tidak ingin seperti Adis, masih muda tetapi sudah memiliki banyak aset? Di usia yang masih muda dia sudah memiliki sebuah rumah tanpa melalui KPR, loh! Depositonya pun sudah bejibun! Belum lagi investasinya di aset lain. Wah ... salut, deh! Usia 29 tahun sudah bisa memiliki tabungan banyak untuk masa tuanya.
Penasaran, dong, bagaimana semuda itu sudah bisa berhasil membangun bisnisnya? Apa rahasianya? Strategi bisnis yang bagus atau pengaturan keuangan yang akurat?
Tidak menunggu lama, akhirnya saya bisa memperoleh gambaran di balik kesuksesan seorang Takdis. Perencanaan keuangan yang akurat. Semua dijelaskan secara gamblang oleh Dipa Andika, financial planner sekaligus pengusaha entertainment di Hahaha Corp. Badan usaha yang menanungi komika-komika tenar di Indonesia.
Financial Tips for Turning Your Hobby Into a Business
Dipa Andika mengulas pentingnya mengatur keuangan dibalik kesuksesan sebuah bisnis. Berangkat dari pengalaman Takdis dalam mengelola usaha travelnya, financial planner yang merupakan lulusan Teknik Elektro memberikan beberapa tips keuangan untuk membangun bisnis seperti Takdis. Bisnis yang berasal dari hobi sang owner.Pentingnya Melakukan Pencatatan Keuangan
Membangun sebuah bisnis tidak terlepas dari keuangan terencana yang sehat. Penting sekali untuk melakukan pencatatan keuangan agar keuangan lebih cermat dan tertata. Ada berbagai media yang bisa digunakan untuk mencatat setiap cash flow yang ada. Pencatatan bisa dilakukan dengan menggunakan program excel, notes di ponsel atau buku kecil. Apapun medianya, lakukan pencatatan. Nah, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mencatat keuangan yaitu:- Pisahkan tabungan antara rekening pribadi, keluarga dan pekerjaan.
- Catat pemasukan dan pengeluaran secara terperinci. Sekecil apapun pengeluaran mesti ditulis dengan detil. Misalnya biaya parkir, biaya tol, ongkos ojek online atau jajan di minimarket, semua harus tercatat.
- Dokumentasikan semua hal yang berkaitan dengan usaha kita, seperti kerja sama kontrak, perjanjian, penagihan, kuitansi, pajak, semua mesti didokumentasikan. Semua dokumen tersebut harus disimpan karena bisa digunakan untuk ke depannya. Untuk bukti fisik, amannya menyimpan dokumentasi selama 5 tahun terakhir.
- Membuat laporan keuangan secara periodik. Dari laporan harian, bulanan hingga tahunan.
Waspada Latte Factors
Salah satu sesi di acara talkshow kemarin yang paling membuat saya tersentil yaitu saat narasumber berbicara tentang Latte Factors. Apa sih, Latte Factors itu? Pengeluaran yang terlihat kecil, tetapi tanpa disadari hal tersebut dilakukan berkali-kali. Apakah kebiasaan itu berbahaya? Tentu saja. Pengeluaran kecil yang tidak disadari dan tidak dicatat dengan baik, bisa membuat keuangan tidak sehat.Dalam kenyataannya 9 dari 10 orang rata-rata mengeluarkan lebih dari Rp. 900.000 rupiah dalam sebulan untuk latte factors, loh! Duuh, serasa disentil saat Kak Dipa menampilkan fakta tentang ini. Bagaimana tidak, ternyata masih ada kebiasaan saya melakukan latte factors yang bisa membuat tabungan tidak bertambah-tambah.
Jika tabungan saja tidak ada atau tidak bertambah, bagaimana mau mewujudkan mimpi? Bagaimana mau seperti Takdis yang bisa sukses di usia yang masih muda?
Kelola Sumber Pendapatan dengan Bijaksana
Dari acara yang diadakan oleh Home Credit Indonesia dan Indonesian Female Blogger kemarin saya juga bisa belajar bagaimana mengelola pendapat dengan bijak. Saat menerima pendapatan, sebaiknya kita membaginya dalam pos-pos pengeluaran tertentu. Dipisahkan antara pos pengeluaran rutin, tabungan, investasi dan dana darurat.Penghasilan yang kita dapatkan bisa dibagi-bagi menjadi beberapa pos pengeluaran seperti bagan di bawah ini. Untuk yang masih memiliki hutang, bagan berwarna merah bisa dijadikan acuan untuk membagi pendapatan. Sedangkan di bagan berwarna hijau, contoh pembagian pos untuk mereka yang tidak memiliki hutang dan ingin mempunyai investasi.
Berbicara tentang investasi, Kak Dipa dan Kak Adis sebagai narasumber juga mengingatkan pada peserta yang hadir, mengenai pentingnya investasi. Kita harus berpikir "NANTI GIMANA" bukan hanya santai dan berpikir "GIMANA NANTI". Cateet!
Masa depan kita kelak, mau pensiun umur berapa, ingin melakukan perjalanan ke mana saja, persiapan dana pendidikan anak, semua harus dipikirkan dari sekarang. Berinvestasi merupakan salah satu persiapan untuk menghadapi semua itu.
Setiap orang tentunya memiliki tujuan berinvestasi masing-masing. Ada yang berinvestasi dengan tujuan merencanakan dana pensiun, menyimpan dana sekolah anak, sebagai aset atau untuk memenuhi biaya untuk berlibur. Apapun tujuannya, pilihlah investasi yang terbaik dan dikuasai oleh kita.
Mengelola keuangan dengan baik, memiliki investasi dan mengurangi latte factors merupakan hal penting yang harus saya ingat untuk bisa memujudkan semua impian. Saya bisa merasakan banyak manfaat dari acara edukasi keuangan yang dikenalkan oleh Home Credit Indonesia. Kami yang hadir jadi lebih paham bagaimana bisa mewujudkan Financial Goals dan menghadapi rintangan dalam meraih tujuan hidup kita.
Oh ya, saya akan menyinggung sedikit tentang Home Credit Indonesia yang mengusung program edukasi keuangan ini. Home Credit Indonesia adalah start up berbasis teknologi yang menyediakan pembiayaan semua keperluan rumah kita. Di toko offline atau online-nya, kita bisa menemukan aneka macam produk elektronik, alat rumah tangga hingga furniture. Semua bisa didapatkan dari pembiayaan multiguna yang disediakan oleh Home Credit Indonesia. Selain itu, kita juga bisa menikmati varian produk seperti biaya pendidikan hingga dana liburan.
Tidak sulit untuk mengakses Home Credit Indonesia, kok! Kita bisa langsung menggunggah aplikasinya kemudian melakukan pendaftaran yang semuanya tanpa dipungut biaya sedikitpun. Alias gratis!
Keseluruhan acara yang dipandu oleh Kak Uchiet alias Ucita Pohan kemarin memberikan banyak wawasan dan pengalaman bagi saya pribadi. Tidak ada kata mustahil untuk mencapai mimpi besar. Salah satunya mimpi mewujudkan hobi kita menjadi ladang penghasilan. Berkat acara Funancial Talkshow kemarin pemikiran saya bisa lebih terbuka. Hal apa yang harus dilakukan dan kebiasaan jelek apa saja yang harus ditinggalkan.
Semoga acara seperti ini, bisa terus diselenggarakan. Agar semakin banyak masyarakat yang peduli dengan keuangan dan tentu saja bisa memotivasi generasi muda untuk terus berkarya dan mempersiapkan masa depannya dengan baik.
Nah ... bagi teman-teman yang mau juga ikut seru-seruan di acara #Funancial #YangKamuMau yang diadakan oleh Home Credit Indonesia, jangan lupa hadir di acara serupa di Surabaya nanti ya ...
Acaranya gratis, kok! Yuk, belajar literasi keuangan!
Salam takzim
130 Comments
Wah sangat bermanfaat. Terimakasih sudah berbagi mba. Salam kenal :)
ReplyDeleteWah pertama udah nasibnya bagus, kedua perencanaan keuangan nya tepat dan mantap. Waktu sekolah saya sering banget bikin catatan keuangan, apalagi saya jurusan akuntansi, jadi ada gambaran sedikit tentang bagaimana bikin laporan keuangan harian dan bulanan.
ReplyDeleteDan sekarang pun saya bikin laporan pendapatan dari job blogger dan buzzer. Biar ada jejaknya. Semua invoice atau bukti transfer di print dan filing. Asyik juga sih, jadi ada motivasi gitu
Waah, keren banget, Mas. Sudah buat laporan pendapatan dari job blogger dan buzzer. Lihat laporan keuangan seperti itu memang jadi motivasi tersendiri
DeleteJadi ini bisa bantu merancang bisnis dan mengelola keuangan ya? Pasti membantu sekali ya bagi yang sedang merintis hobi agar menghasilkan
ReplyDeleteBetul Mbak. Dengan merancang bisnis dan mengelola keuangan dengan baik pastinya akan membantu kita saat merintis hobi agar bisa menghasilkan
DeleteTakdis ini pinter mengelola keuangan ya?
ReplyDeleteBisa berhemat shg bisa kaya raya di usia muda
Ya, Ambu, salut sama Takdis. Masih muda tapi pengelolaan keuangannya bagus. Hingga bisa memiliki bisnis seperti sekarang
Deletehebat banget ya Takdis ini bisa membeli rumah tanpa KPR di usianya yang masih muda, jadi malu saya usia segini masih belum bisa hehehe
ReplyDeleteIya, hebat banget. Sukses dengan bisnisnya hingga bisa beli aset tanpa berhutang
Deletepengen juga jadi seperti dia :D sepertinya memang sudah harus saya benahin ya cara mengatur keuangan saya
Deletebalik dari acara ini saya tiap mau jajan jadi mikir, enak di jadiin tabungan dari pada jajan :)
ReplyDeleteAlhamdulillah, bawa oleh-oleh positif ya, Mbak
DeleteTapi....
DeleteKadang kalau penasaran (pengin jajan) gitu, boleh gak siih...teh?
**keukeuh...hiihii~
Takdos ini emang bener bener anti mainstream deh
ReplyDeleteaku ikutin blog dia juga dulu, dan senang banget ada blogger yang pasang tarif dollar. sesuatuuuu deeeeh inspiring!
tentu saja ini dibarengi dengan kemauan dia untuk selalu konsisten dan disiplin yaaa
Wah, saya baru tau kalau Takdos pernah jadi blogger juga Mbak hihihi
DeleteWah iya aku juga taunya dulu dia blogger lha kok skrng jd pengusaha hahaah :D
DeleteInspiring ya belajar dari mereka yang sukses tu selalu bikin semangat, khususnya mengelola suatu bisnis dan sukses, apalagi kalau usaha itu sesuai hobi atau passion kita :D
Asik ya kayaknya kalau hobi bisa jadi bisnis. Tetapi, emmang butuh banget pengelolaan keuangan yang tepat. Supaya bisnisnya berjalan lancar
ReplyDeleteBetul Mbak. Gak boleh asal-asalan, supaya bisnisnya lancar harus bisa mengelola keuangan dengan tepat
DeleteHobiku apa, ya? Maen, tapi belum bisa kayak Takdis. Hobi makan? malah bikin cashflow gede sama pos jajannnya hehehe
ReplyDeleteHihihi...pulang dari acara kemarin, langsung mikir lagi soal latte factors, dong!
DeleteBagian dana pensiun ituloh paling menohokku, Teh. Hahaha. Selama ini ke mana aja ya kok belum act juga menyisihkan uang untuk invest dana pensiun. hihihi.. Slaut buat Home Credit acaranya seru
ReplyDeleteDuuh, sama Teh, saya juga belum menyisihkan dana untuk invest saat pensiun hiks...
DeleteHobi jadi bisnis, menyenangkan karena kerjakan binis dengan senang hati. Aku lagi pengin sih buka usaha makanan rumahan, entah kapan bisa mulai.
ReplyDeleteAyo Mbak, semoga bisa segera tercapai rencana untuk buka usaha makanan rumahan. Semangaat!
Deletesetuju banget dengan pernyataan pekerjaan yang paling asik itu adalah hobi yang dibayar, karena saat mengerjakannya pasti dengan hati yang tulus dan bikin kita selalu happy ya teh
ReplyDeleteBetuul, selalu happy meski saat menghadapi masalah. Karena memang sudah disukai.
DeleteAku masih mikir nih hobi yang bisa jadi bisnis hehe soalnya motret mah ga hobi akutu. Tapi yang penting udah punya ilmunya dulu ya alhamdulilah
ReplyDeleteHayuk Teh, mulai dipikirin kira-kira hobi apa yang bisa dijadiin bisnis, Teh
DeleteSama, aku pun berharap acara seperti ini akan ada lagi, tapi dengan tema yang berbeda. Beneran deh nyerep banget ilmu nya bahkan aku merasa kurang lama loh acara ini tuh haha
ReplyDeleteAcaranya seru ya..jadi gak kerasa. Padahal udah tiga jam kita membahas soal keuangan hihihi
DeletePendapatan belum banyak. Harus memenuhi dulu dana darurat huhuhu. Gpp, semangat terus kerja cari cuan buat investasi ke dana pensiun :D
ReplyDeleteAyook! Semangat Teh, kita cari cuan untuk dana darurat dan invest buat dana pensiun
Deletebenar yaa, di pikir2 semua hobi bisa di jual :)
ReplyDeleteYup, semua bisa dijual, asal tahu aja sisi yang bisa dijualnya
DeleteWaktu punya bisnis aku lupa bikin rekening kepisah teh akhirnya campur aduklah sama rekening pribadi weslah kecomot mulu :D
ReplyDeletePadahal kalau sudah dipisah, tabungan jadi lebih aman ya...
Deleteiya harusnya emang kepisah teh sedikit kecomot ajaambyar dah laporannya
Deleteiya teh mestinya terpisah kayak penghasilan blog kayaknya aku pengen banget misahin deh heheh
DeleteNah benar ini Mbak masalah latte factors ini seperti rayap kali ya. Menggerogoti, lama-lama habis deh simpanan kita hehehe. Kayaknya memang kuncinya harus disiplin dan konsisten. Jadi pengin juga ini, menjadikan hobi sebagai jalan untuk bisa menghasilkan.
ReplyDeleteSedikit-sedikit padahal kalau sudah ditotal jumlahnya banyak. Tabungan gak nambah-nambah gara-gara latte factors ini hihihi
DeleteSelama ini udah ngejalanin hobi yang jadi pekerjaan, rasanya memang lebih enjoy. Cuman perencanaan keuangannya aja nih yang belum bener. Mesti disiplin ngebenahin.
ReplyDeleteBetul Teh, harus disiplin untuk mengelola keuangan, supaya bisnis kita melesat
DeleteHobi dijalankan jadi bisnis itu beneran anugerah banget pokoknya. Enjoy dan menghasilkan. Dan itu saya alami juga Teh. Ya meski masih skala kecil tapi rasanya beneran senang dan bangga
ReplyDeleteCuma kali untuk pengaturan keuangan nya saya masih keteteran hehehe
Meski skala kecil nantinya bisa berkembang menjadi besar, Teh. Asalkan keuangannya dikelola dengan baik
DeleteSepertinya saya harus lebih ketat dan bersungguh-sungguh untuk kelola penghasilan suami dengan bikin alokasi yang tepat sesuai persentasenya. Sejujurnya saya belum bisa investasi dengan benar, masih terkendala untuk ambil damna yang semula disisihkan hanya karena butuh sesuatu. Duh.
ReplyDeleteSalut pada Kak Takdis yang benar-benar bisa mengalokasikan kemampuan finansialnya dengan baik.
Sepertinya dana untuk investasi harus disimpan di tempat aman, yang gak bisa diambil sewaktu-waktu, Mbak.
DeleteSeru banget acaranya teh, aku yang awam soal keuangan aja ngerti banget sama talkshownya. Memang harus beneran mulai kelola keuangan dengan baik nih biar tercapai semua financial goalsnya.
ReplyDeleteKunci utamanya di pengelolaan keuangan ya, Teh. Kalau udah dikelola dengan baik, financial goals kita bisa segera tercapai.
DeleteMenjadikan hobi sebagai bisnis memang menyenangkan ya, jadi sesusah apapun beban justru akan jadi tantangan bagi kita. Betul sekali haus mewaspadai late factor, aku merasakannya banget pas jajan buat kopi yang ternyata bisa ditabung
ReplyDeleteNah iya, jajan buat kopi itu, kalau dihitung selama satu tahun, ternyata nominalnya besar. Dan bikin tabunga kita gak nambah-nambah juga hihihi
DeleteHaduuuh udah setua ini, merencanakan keuangan aja masih belum bisa akuu tuu. Jadi malu nih sama yang masih muda tapi kece dalam mengelola keuangannya.
ReplyDeleteHuhuhu... saya juga malu sama Takdis sekaligus salut dengan pencapainnya di usia yang masih muda
Delete... "kini owner Whatravel Indonesia tersebut sudah bisa menikmati hasil dari bisnis dari hobi jalan-jalannya. Bisnis di bidang travel yang menyediakan 87 trip ke seluruh dunia."
ReplyDeleteWow keren yaa. Padahal sekarang pun makin banyak bisnis travel. Beruntung banget yang bisa hadir di acara yang dihelat Home Credit ini.
Banyak bisnis sejenis, tapi kalau mampu mengelola bisnis dan mengatur keuangan dengan baik, bisnis bakalan lancaar.
DeletePerencanaan keuangan itu memang penting sih. Dan Yuni ngeh itu baru-baru ini aja. Dari dulu kemana aja gitu kan.
ReplyDeleteDulu belum tau ilmunya hehehe
DeleteWah hobi menjadi bisnis adalah sesuatu yang menyenangkan bahkan di dam akan hampir semua orang. Meski begitu teteuup lah ya pengelolaan keuangan adalah koentji!
ReplyDeleteBeneer, pengelolaan keuangan yang baik itu kunci keberhasilan sebuah bisnis
DeletePencatatan memang sangat perlu, bahkan sampai ke yang sekecil-kecilnya. Saya juga sering menganggap enteng pengeluaran kecil, padahal ketika dihitung ternyata akumulasinya jadi besar. Duh,harus segera insaf nih..
ReplyDeleteSaya juga begitu, Mbak. Harus segera insyaf hehehe
DeleteOh namanya Latte Factors ya. Aku juga baru sadar sekarang nih, pengeluaran tak terduga yang kecil2 itu..kalo dikumpulin lumayan bikin bocor alus. Nice sharing, mbak.
ReplyDeletePengeluaran yang keliatan kecil dan kadang dianggap enteng, kalau dikumpulin jadi banyak, ya ...
DeleteMengatur keuangan itu memang kadang susah-susah gampang ya mbak, ini asik banget dapat pembelajaran tentang pengelolaan keuangan. Apalagi kalau bisa mewujudkan hobinya, ah senang banget deh.
ReplyDeleteMengatur keuangan memang susah-susah gampang, karena berhubungan dengan niat dan displin kita ya, gak? Hehehe
DeleteKeren ya, Taqdis, masih muda sudah memiliki investasi luar biasa untuk hari tuanya. Saya pas usia segitu ke mana aja ya? Hahaha ... JAdi mikir lagi nih, apa ya hobi saya yang belum terwujud untuk jadi lahan bisnis?
ReplyDeleteKalau saya waktu seusia Takdis masih sibuk ngurus balita pertama saya hihihi...gak sempat mikirin bisnis, deh!
DeleteNoted semua tipsnya nih. Cerdas finansial ini emang perlu banget dipelajari dan diingetin terus mbak, kl gitu loss, hehe. TFS
ReplyDeleteHooh jd kudu diPisahin ya buat tabungan sama keuntungan bisnis. Kalau kecampur bingung sendiri ntar sbenernya bisnisnya untung apa rugi. Nice share mba
ReplyDeleteBetul, kalau tercampur, takutnya nanti keuangan bisnis ikut terpakai
DeleteAcara yang seru sekali nih Mbak. Bisa belajar financial secara fun. Bahasannya tentang mimpi/ meraih mimpi juga oke banget.
ReplyDeleteJadi intinya semua itu harus direncanakan kalau mau hasil/ keuangan yang bagus ya mbak. Khususnya yang ada hubungannya kalau kita mau membuka usaha. Saya nih masih bingung pengen usaha tapi lbh ke modal sih bingungnya wkwkwk, eh kalau home credit bisa kasi bantuan modal jg tak? :D
ReplyDeleteUntuk urusan modal, lebih baik didiskusikan langsung dengan home creditnya Mbak.
DeletePaling enak bisnis sesuai passion ya, jadi kalau lagi males juga tetap semangat karena memang passion kita hehe
ReplyDeleteBerarti gak bisa ada kata males ya, Teh hihihi
DeletePastinya seneng banget jika bisa melakukan pekerjaan menghasilkan yang berawal dari hobby. Passionnya dapet, seneng-senengnya dapet dan ada penghasilan juga. Cucok deh :)
ReplyDeleteBisa dapet manfaat yang banyak ya, Mbak
Deletealhadulillah saya udah melakukan beberapa hal diatas spt misahin rekening pribadi dan bisnis, juga bikin lporan keuangan ppribadi mbak
ReplyDeleteasiknya pada bisa ikut join acara begini
Acara yang seru. Bikin tobaaat dan insyaf udah banyak boros di latte Factor. Kudu sering-sering deh aku mah ikutan. Biar bisa termotivasi.
ReplyDeleteSetuju Teh, harus sering diingatkan supaya keuangan gak banyak bocornya ya hihihi
DeleteWah impianku banget ini teh, bisa kerja sesuai passion! Pasti ngerjainnya juga hepi, dapat duit lagi hehehhe... mantul itu.
ReplyDeleteIyeess, pasti menyenangkan sekali ya...
DeleteKelola sumber keuangan dengan baik merupakan hal yang paling baik untuk dilakukan dalam sebuah bisnis. Pengen banget memulai bisnis jadinya mbak karena bisa memberikan penghasilan lebih.
ReplyDeleteSaya juga inginnya seperti itu Mba, punya bisnis sendiri hehehe
DeleteSetuju bangeet, kelima hal tadi juga bisa banget diterapkan di blogger dan freelancer ya Mbaaa.... Biar nggak lupa klo ada invoice belum cair hihihi
ReplyDeleteBetul Mbak, kalau tercatat dengan rapih, jadi keliatan kalau ada job yang invoice-nya belum cair hihihi
Deleteacaranya oke banget nih, mewujudkan hobi jadi bisnis. Emang sih kerja enak itu adalah hobi yang di bayaar, hehe. siapa yang enggak mau coba yes. wah keren informasinya, makasih infonya teh
ReplyDeleteBelajar mengelola keuangan Penting banget ya mba.. literasi sejak dini apalg kalau uangnya dipakai bisnis cashflow nya harus jelas nanti
ReplyDeleteSaya nih masih bermasalah dengan keuangan. Udah di bagi sesuai pos2 yang ada tapi tetep aja nggak beraturan. Sepertinya bagian latte faktor sumbernya. Tapi namanya kok jadi pengen ngopi hahahah
ReplyDeleteKelola sumber pendapatan dengan bijaksana..setuju sekali. Karena sekarang godaannya tuh beneran bisa bikin bablas uang yang dimiliki.
ReplyDeleteInvestasi mesti dilakukan agar hidup nyaman dan aman secara finansial di masa depan. Acara yang daging ilmunya!
Urusan mencatat pemasukan dan pengeluaran secara terperinci, terkadang suka terlupa. Tak terasa pengeluaran kecil-kecil, Latte Factors cukup menguras tabungan ya.
ReplyDeleteSerius akan ada di Sby, Teh Nurul? Gratis, ya. Ihh pingin bisa nanya-nanya gitu perihal masalah keuangan.
ReplyDeleteBuat usaha kecil2an pak suami.
Mksh sharingnya teteh.
Serius, Mbak. Ikutan aja yang di Surabaya ya...
DeleteWhattt? Latte factor sampai segitu ternyata yaaaa. Wahh... kudu mulai disiplin ama yang kecil2 ternyata. Boros juga kalau dikumpulin
ReplyDeleteSekarang, mau apapun itu harus direncanakan. Susah kalau tidak dimasukkan dalam daftar tujuan yang kudu di capai. Memanfaatkan semua kemampuan untuk menghasilkan uang pasti menyenangkan, apalagi itu hobi. Pasti puasssss banget
ReplyDeleteMemisahkan rekening pribadi dan lainnya itu wajib banget. Terus setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran harus dicatat juga. Tapi aku belum sekonsisten itu.
ReplyDeleteTerus untuk memulai bisnis, asli saya itu masih bingung, karena dari hobby saya masih suka tiba-tiba bosan. :(
Pastinya banyak ilmu yang didapat ya menghadiri talkshow financial seperti ini apalagi dapat banyak insight dari para pengusaha muda, keren banget, peer juga nih mengatur keuangan, masih banyak bolongnya
ReplyDeleteAku jadi penasaran, teh...mengapa namanya tampak begitu indah...si latte factor ini?
ReplyDeleteBayangannya langsung ke kopi latte.
Tapi namanya tak seindah efeknya. Ini yang bikin tabungan bocor alus yaa, teh?
Hihihi..iyaa! Namanya tidak seindah efeknya pada tabungan kita. Bisa nimbulin bocor aluss..
DeleteLatte Factors, saya merasa tertampar setelah membaca penjelasan latte factors. Dikarenakan sering kali tanpa koreksi yang jelas dan pengawasan yang efisien latte factors bisa menjadi pengeluaran kecil yang tak terduga.
ReplyDelete.tak terduga dikarenakan hal itu dilakukan berkali kali tanpa pengawasan yang jelas.
Pantas saja saya sering kali merasakan duit bulanan habis sebelum waktunya. Karena tidak adanya pengawasan terhadap latte factors.
Tapi berkat membaca tulisan ini jadi mengerti betapa pentingnya pencatatan segala transaksi pengeluaran bulanan, sampai ke transaksi pengeluaran terkecil sekalipun.
Awalnya mengajar itu bukan hobbi saya tapi makin ke sini makin suka ngajar akhirnya jadi hobbi, tapi ada lagi tambahan hobbi dan alhamdulillah bisa jadi duit deh. Apa tuh? Menulis! Saya suka apalagi kalau dibayar hahaha...
ReplyDeleteHobi jd bisnis keren bnget ya mb, bs nambah pundi2 uang. Acaranya keren euyyy...
ReplyDeleteDari tulisan mba Nurul kayanya aku jadi paham, pengeluaran Latte ku itu kayanya banyak di GoFood. Kemaren dapet rapornya dan kaget juga dengan nominal jajananku. Harus banyak dimaintain lagi kayanya nih pola jajanku
ReplyDeleteNah iyaa..GoFood yang keseringan bisa bikin keuangan kita bocor alus. Kalau sudah ditotal, keliatan banget banyak jumlahnya
DeleteMaunya sih tabungan banyak, investasi jalan, dan masih bebas jajan. Musti cermat banget ngitung duitnya tuh. Hehehe..
ReplyDeleteNah iya...kalau gitu mah saya juga mau Teeh hehehe
DeleteKereen banget sih Dipa. Aku pgn bgt seperti Dipa. Udah telat yaa? :(
ReplyDeleteIntinya memang disiplin dalam hal pencatatan keuangan ya.
Betul Mbak, intinya harus rapi pencatatan keuangannya
DeleteSenaaaang banget kalau ada literasi keuangan gini. Jujur, PR saya di keuangan masih banyak. Saya masih seperti orang yang alergi pada uang. Makanya semua saya pasrahkan pada suami.
ReplyDeleteSeneng yah teh bisa mendapatkan ilmu keuangan dan pengetahuan lainnya disini, saya merasa tertampar apalagi pas latte factor haha. Soalnya saya suka banget jajan ga jelas tuh dan sering.
ReplyDeleteSama Teeh, tersentil gara-gara latte factors
DeleteLatte factors ini nih Mbak yang masih sering aku lakukan. Hiks. Jajan buat anak-anak! Gak pernah dicatet, cuma berdoa semoga ayahnya lancar rezekinya. Hahaha.
ReplyDeletePenting banget ya Mbak mengelola keuangan secara baik dan benar gitu. Pengen juga sih sukses kayak Takdis. Keren!
Whoaa...saya juga gitu Mbak. Jajan anak-anak juga gak pernah dicatet dan juga berdoa terus, supaya rezeki ayahnya lancar wkwkwk
DeleteSatu hal yang paling sulit untuk dilakukan dalam hal apapun yaitu MEMULAINYA, padahal setelah kita mulai dan menghadapi semua rintangan yang ada,, hasilnya pasti akan terlihat dari usaha yang telah dilakukan. Yuk mulai wujudkan bisnis dari hobi
ReplyDeleteDari acara ini, aku berharap semoga bisa konsisten tobatnya. Jadinya gak terus menerus keuangan keluarga bocor
ReplyDeleteAcara ini, tadi diadakan di Surabaya, mbak. Beneran, mas Dipa ini njelasinnya enak banget. Dan dia positif thinking terus dengan apa yg dia peroleh
ReplyDeleteMeski membahas finansial, tapi penyampaiannya asik ya, Mbak
DeleteHobi yang dibayar? Hmm, aku banget ini mbak. Kapan lagi bersenang2 tp menghasilkan. Tapi aku termasuk orang yg ga pandai mengelola keuangan. Akhirnya hasil dr hobby menguap aja tanpa bekas. Huhuhu. Aku pengen belajar lagi ah, biar bisa nabung, trus bisa punya bisnis sendiri. Ahay, ngayal dulu boleh, kan.
ReplyDeleteDuh latte factor itu emang bahaya ya maaaak. Huhu. Diam diam kecil kecil bikin bangkrut. Emangharus waspada banget sama latte factor ini yaaaa.. Makasi sharingnya maaaak
ReplyDeleteSatu hal yang penting setelah baca artikel ini adalah pencatatan dan perencanaan keuangan. Dua hal yang selalu saya tolak untuk dilakukan. Padahal salah yah. Terus jujur Late Factor saya juga cukup gede
ReplyDeleteSalut banget sama Taqdis bisa beli rumah tanpa angsuran, nah kalau latte factors aku sering banget melakukan ini. Contoh yang belum lama ini adalah demam halbornas:(
ReplyDeleteNah iyaa...mesti hati-hati dengan halbornas
DeleteIni ulasannya lengkap banget sih Teh, hehehe. Asli waktu acara ini yang nyangkol emang Latte Factor doang, mungkin karena yang lain udah sering didenger dan dijalankan kali ya
ReplyDeleteLebih nyantol dengan masalah yang cukup menyentil kita ya, Kang hihihi
Deletealhamdulillah bs hadir karena Surabaya jd kota tujuan terakhir event ini. seru banget. pemaparan kak dipa jg asyik dan jd tertohok gak mau jajan lagi
ReplyDeleteAlhamdulillah kemarin berkesempatan menghadiri acara yang sama di Surabaya. Banyak banget ilmu yang diperoleh berkaitan dengan pengelolaan keuangan
ReplyDeleteWah wah, saya sebagai warga surabaya sepertinya juga perlu ikut acara yang beginian, biar nggak suka kalap dan bisa atur pendapatan. Hmmm, memang gak gampang ya buat atur. Saya setuju dengan laporan keuangan yang di print itu sih. Tapi bingung, motivasinya dimana ya kayak gitu.
ReplyDeleteMemang ya segala sesuatu yang dilakukan berdasarkan apa yang disukai itu hasilnya akan jauh lebih baik. Acara kemarin ngasih aku insight baru, ga hanya soal keuangan bisnis tapi juga keuangan pribadi.
ReplyDeleteBener ni urusan pencatatan, kadang kita melewatkan pengeluaran yang tidak tercatat, yang kalau sudah lupa akan susah nyatat cashflownya. Dan pastinya memisahkan keuangan pribadi dan bisnis ya.
ReplyDeleteCatat uang masuk dan keluar ini kelihatannya sepele yaa, padahal kalo rutin dilakukan efeknya wow banget 😁
ReplyDeletebelum bisa rutin catat uang masuk dan keluar...tau2 dompet udah tipis..aja. kadang cuma banyak buat jajajn..huhuhuhuh.. :(
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^