Menghadapi pandemi ini sepertinya saya tidak harus selalu mengeluh, tetapi harus juga bisa bersyukur menjalani kondisi yang serba mengkhawatirkan. Awal pandemi saya masih bisa menikmati ketika harus banyak di rumah. Namun lama-kelamaan rasa bosan mulai menyelimuti perasaan. Sebagai makhluk sosial kita memang butuh berinteraksi dengan orang lain, bukan? Di sisi lain saya bersyukur karena memiliki aktivitas baru yang bermanfaat. Salah satunya mengikuti kelas online atau webinar yang bisa meng-upgrade pengetahuan saya. Seperti webinar tentang cara Mengatur Keuangan di Masa Sulit yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa
Sudah hampir 7 bulan penyebaran virus Covid 19 membuat kita semua harus banyak diam di rumah. Salah satu cara yang saya lakukan untuk tetap produktif dan menggunakan waktu sebaik-baiknya yaitu dengan mengikuti seminar atau kelas online. Misalnya webinar yang diadakan oleh Dompet Dhuafa tentang mengatur keuangan di masa pandemi seperti sekarang ini. Saya yakin semua orang merasa khawatir dan bingung menghadapi penyebaran virus yang semakin meluas. Semua dirasakan tidak sebebas dulu. Sulit untuk bergerak melakukan aktivitas di luar rumah. Bahkan banyak yang merasakan segi finansialnya bertambah sulit.
Webinar yang diadakan oleh Dompet Dhuafa ini cukup menarik perhatian saya. Materinya dibutuhkan banyak orang untuk menghadapi dampak pandemi corona. Pembicaranya seorang lead financial trainer, Ligwina Hananto.
Perubahan Tingkah Laku Saat Covid-19
Masyarakat yang biasanya memiliki mobilitas tinggi kini harus menjalani stay at home lifestyle. Semua kegiatan terpusat di rumah. Hanya bisa sesekali keluar rumah untuk kebutuhan yang penting dan mendesak. Selagi masih bisa dilakukan dari rumah, masyarakat tidak boleh keluar untuk memutus rantai penyebaran virus.
Kini prioritas pengeluaran masyarakat lebih banyak pada kebutuhan pokok. Basic Needs as Highest Priority. Seperti kita ketahui bersama, pandemi berdampak juga pada kondisi ekonomi masyarakat. Bagi sebagian masyarakat masih bisa mendapatkan gaji dengan besaran normal di tengah krisis. Ada juga yang pemasukannya berkurang drastis karena pembatasan sosial akhir-akhir ini.
Dalam kondisi pemasukan yang tidak sebesar dahulu atau bahkan tidak jelas, sangat penting membedakan antara pembelian berdasarkan sesuatu yang dibutuhkan atau sekedar keinginan saja. Selalu perhatikan hal yang menjadi prioritas. Hindari berfoya-foya saat pemasukan tidak selancar dahulu.
Fokus saja pada pengeluaran rutin yang wajib kita bayar dan beli kebutuhan pokok terlebih dahulu. Dan jika ada uang lebih, sebaiknya keinginan beli sesuatu ditunda dahulu untuk di tabung beberapa bulan ke depan sebagai dana darurat.
Go Digital. Perubahan kebiasaan masyarakat lainnya yang ada saat pandemi Covid-19 yaitu semakin terbiasa dengan dunia digital. Mulai dari kegiatan pekerjaan, aktivitas belajar mengajar, jual beli hingga berolahraga bersama, semua dilakukan secara virtual.
Empathic society, Pandemi ini juga mengajarkan masyarakat untuk berempati kepada sesama. Pola kehidupan berubah dan banyak yang dirugikan. Kondisi seperti itu membuat semua orang belajar untuk berempati terhadap sesama. Saya bersyukur karena ternyata negara kita memiliki masyarakat yang peduli dengan sesama. Rasa empati terhadap sesamanya cukup tinggi.
Gaya Hidup Berubah
Tidak hanya tingkah laku, pandemi juga membuat gaya hidup masyarakat berubah. Cara mengatur keuangan juga berubah. Pengeluaran di kondisi pandemi tentunya lebih diperketat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Selain cicilan utang yang harus tetap dibayarkan, pengeluaran rutin lainnya seperti premi asuransi, ongkos transportasi anak, kegiatan sosial seperti zakat dan sedekah tidak bisa sama seperti dahulu.
Semua pengeluaran dibatasi dan dibuat sehemat mungkin. Karena kita tidak pernah tahu pasti, kapan pandemi ini akan berakhir. Sedangkan pengeluaran rutin tetap harus berjalan. Olah kerena itu kita harus mengatur keuangan dengan sebaik-baiknya.
Biasakan makan di rumah
Gaya hidup saat sebelum pandemi yakni sering makan di luar rumah, di masa sulit ini lebih baik dikurangi intensitasnya. Selain lebih hemat, menyantap makanan di rumah juga bisa lebih terjamin kebersihannya. Komposisi gizinya pun bisa diatur sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Belanja sesuai list
Biasakan membuat daftar belanjaan sebelum berbelanja. Pilih bahan dapur yang awet hingga beberapa minggu bahkan bulanan. Sehingga bisa membeli semua bahan tersebut dalam jumlah besar untuk kebutuhan satu bulan. Dengan demikian pengeluaran akan lebih terkontrol.
Lalu, kalau sudah berhasil berhemat dan mengatur pengeluaran dengan baik, apa yang perlu dilakukan untuk mengatur keuangan?
Periksa Kondisi Keuangan
- Apakah dana darurat masih aman?
- Apakah dana untuk tujuan finansial masih bisa dialokasikan?
- Tujuan jangka pendek juga masih bisa dialokasikan?
"Bukan menyisakan uang tapi menyisihkan uang."
23 Comments
masa sulit ini benar-benar aku rasakan loh mba, awalnya aku yang di PHK lalu baru hari ini dikabarkan suamiku pun kena imbasnya.. maasyaallah harus extra sabar
ReplyDeleteEdukasi seperti ini memang penting ya Mbak. Untuk mengingatkan kita memberikan porsi lebih kepada basic needs dan dana darurat. Narsumnya lead financial trainer, Ligwina Hananto ya.. keren banget.
ReplyDeleteAku suka nih, kalimatnya yang keren : stay at home lifestyle. Semua kegiatan terpusat di rumah.
ReplyDeleteSejak pandemi, kuperhatikan masyarakat akhirnya terbiasa mencari kegiatan at home yang beraneka ragam, menjadi pebisnis home made (termasuk aku tentu saja) nah itu menjadi sumber pemasukan yang tidak sedikit loh jeng, dan aku terbantuuu sekali alhamdulilllaah
Bener ini memang sejak pandmei otomatis gaya hidup pun berubah, aku sendiri lumayan jadi memangkas beberapa pengeluaran biasanya. Jadi pengeluaran yang biasanya kita keluarkan jadi buat tabungan ke dana darurat aja.
ReplyDeleteMasa pandemi membuat semuanya berubah ya, baik dr kebiasaan, budget maupun pendapatan dan pengeluaran. Kita harus pintar2 mengelola dan kudu bener2 bisa memilah2, mana kebutuhan dan keinginan. Krn penting untuk menyiapkan dana darurat di masa skrg.
ReplyDeleteTerima kasih mba sharingnya...Memang di masa pandemi ini urusan keuangan juga terkena dampak dan harus disiapkan, terutama dana darurat. Jangan sampai kelewat menyiapkan dana darurat dan kaget nanti ketika harus menghadapi sesuatu yang tak disukai
ReplyDeleteBegitu wabah masuk ke Indonesia, pos keuangan langsung kami rombak total. Alhamdulillah, sampai saat ini masih bisa bertahan. Ya semoga aja pandemi lekas berlalu. Aamiin
ReplyDeleteMba bener banget harus lebih banyak makan di rumah nih mba. Dan satu sisi juga harus buat daftarbarangbelanjaan apa aja jadi belinya nggak sembarangan kan biar ngirit
ReplyDeleteHuhuuu iya nih teh berasa banget berubahnya pandemi ini, seiring dengan pemasukan yang berkurang tetap harus milah2 pengeluaran yang ga penting banget.
ReplyDeleteAhh semoga kita pandai2 mengatur keuangan yaaa.
Iya berubah banget ya Mbak cara kita membelanjakan uang, lebih hemat dan tidak mudah tergiur barang kuranf penting...
ReplyDeleteMenyiapkan dana darurat memang sangat penting terutama di masa-masa sulit seperti sekarang ini sangat membantu bagi perekonomian keluarga.
ReplyDeleteMasa seperti sekarang emang waktunya mengencangkan ikat pinggang. Kurang2in pengeluaran konsumtif ya mbak dan memiliki prioritas akan sangat membantu sekali untuk mengatur keuangan selanjutnya TFS
ReplyDeleteDi masa pandemi ini memang harus banget mengatur keuangan, supaya bisa tetap survive secara finansial. Terima kasih tipsnya, Mbak Nurul.
ReplyDeleteAH Bener bgt ini, saat pandemi memang harus lebih bijak atur keuanganb y mbak
ReplyDeleteWah idealnya 20% ya untuk investasi... Waduh, cek dulu ah...
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segara berakhir dan dana darurat enggak perlu terpakai...
ReplyDeleteIt is very important to change my lifestyle, I usually like to buy food outside now I prefer to cook, besides being more comfortable, also economical
Suamiku pekerja mandiri, alhamdulillah usahanya masih lancar sejauh ini. Ada klien yang menghubungi meski proyek renovasi yang sedang berjalan dalam proses pengerjaan. Bersyukur jadi bisa berbagi pada tetangga, kerabat yang terdampak pandemi.
ReplyDeleteKalo untuk pengeluaran aku sejak 10 tahun lebih udah mengatur, yang nggak penting ya enggak beli. Makanya rumah kami juga isinya adalah benda yang benar-benar dibutuhkan.
Mengatur keuangan menjadi sebuah keharusan ya. Bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan. Semoga saja semua segera terlewati dan kondisi membaik.
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak. Saya masih boros di urusan belanja makanan di luar nih. Ngegofood dan grabfoodnya masih belum bisa dikendalikan, anaknya doyan kulineran emang~ wkwkk
ReplyDeleteSangat penting untuk memeriksa ke dalam kondisi keuangan keluarga dan mitigasi yang dapat dilakukan ya mba... kondisi sulit ini belum diketahui kapan kapan berakhirnya
ReplyDelete..
pernah mengalami panic buying.
ReplyDeleteDan ujung-ujungnya jadi keuangan ambyar.
Harus tetap tenang dan prioritaskan apa yang dibutuhkan medesak dulu yaa, teh...
Masa pandemi ini beneran gak ada habisnya kalau dibahas terus. Beneran musibah sekaligus berkah karena mau tak mau orang-orang jadi belajar banyak hal mulai literasi keuangan sampai gaya hidup sehat. Saya pun sekarang jadi lebih aware dengan tabungan dan investasi. Pelan-pelan mengarah ke sana.
ReplyDeleteBetul kalau nunggu sisa pasti gak bisa. Banyak habisnya. Mending langsung menyisihkan, selanjutnya jd bs berhemat. Saya merasakan sendiri. Akhirnya sekarang jarang2 beli yg sebenarnya gak butuh, cm karena alasan ingin ajah tuh. Beli yg bener2 butuh aja
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^